Dimulai saat seorang sahabat berkisah tentang pengalamannya tatkala istrinya sedang hamil dan lagi ngidam. saat itu istrinya Pak Kumara (nama samaran) lagi hamil sekitar 4 bulan. istrinya (Pitaloka) nama samaran lagi ngidam pepaya. memang mereka tinggal di daerah pedesaan. dimana pepaya bukanlah menjadi buah yang langka. tapi entah kenapa, buahyang seharusnya ada di lingkungan rumah pak Kumara, tak ada yang masak. pak Kumara memutar otak dengan cepat. tatkala sang istri merengek ingin hasratnya segera dipenuhi. akhirnya Pak Kumara segera keliling ke rumah tetangga sekitar. namun....pepaya yang dicari tak kunjung dapat. uang di dompet pun tak dijumpai. dan tersisa hanya 1000,- saja. tak kan berarti untuk beli pepaya. akhirnya beliau meninggalkan rumah untuk mencari pepaya itu. dibawanya keranjang dan diletakkannya di sepeda pancal yang sudah usang dan siap untuk dikayuh.
Dengan keyakinan akan membawa pulang pepaya untuk istrinya dia lalui jalan-jalan disekitarnya. dengan harapan ada tetangga atau orang yang dikenal yang dengan ikhlas menawarkan pepayanya tanpa menjualnya. tapi sepanjang sepeda dikayuh, tak dijumpainya juga orang yang menawarinya pepaya. akhirnya Pak Kumara segera sampai juga di pasar.
Sesampainya di pasar pak Kumara malah bingung. akhirnya dengan uang yang hanya 1000,- di dompetnya dia beranikan juga untuk berkeliling di pasar. ternyata di pasar banyak sekali buah pepaya dan banyak juga pepaya yang sudah matang dan menggoda aromanya. dengan penuh keraguan akhirnya ditanyakan juga harganya ke 1, 2, 3, sampai 4 orang pedagang. dan harganya berkisar antara 5 - 7 ribu. tentu tak kan cukup 1000,- yang hanyaada di dompet saku belakang. di tengah kebingungannya, akhirnya Pak Kumara tetap berkeliling pasar. namun dalam hatinya yakin " bahwa Allah pasti merencanakan hal yang indah dibalik ujian yang sedang dihadapi. bukankah Allah tak pernah tidur dan selalu mendengar permohonan hambanya" katanya dalam hati.
Tanpa terasa sudah 4 kali Pak Kumara mengelilingi pasar, dia hampir menangis, pengen teriak, kenapa kemiskinan begitu menghimpitnya. padahal tak pernah terpikir hidupnya akan sesulit ini. tapi tiba-tiba,,,,ada suara yang terdengar menyapanya. " cari apa kumara, kok bawa keranjang". akhirnya kumara dengan kaget terjaga dari lamunannya....."mau cari pepaya pak".
" oooo pepaya, nggak usah beli kalau cuma pepaya, di rumah banyak. ambil sendiri di pohonnya, banyak sekali, bahkan ada yang sudah matang".
Pak Kumara kaget, ternyata do'adan lamunannya telah dijawab oleh Allah. akhirnya dengan mengucapkan terima kasih Pak Kumara segera menuju ke rumah orang itu. dan benar saja ternyata di rumahnya banyak sekali pepaya yang sudah matang. padahal tadi pagi dia sudah melewatitempat itu.
Akhirnya pak Kumara segera naik pepaya itu dan memenuhi keranjangnya. dan alhamdulillah ternyata keranjangnya "pas" terisi penuh dengan pepaya. Subhanallah......Maha suci Allah, katanya dalam hati. berarti Allah lagi menguji saya katanya dalam hati. sebab tadi pagi saat lewat di depan rumah itu, tak terlihat ada pepaya yang tua,tapi sekarang buah pepaya itu siap untuk dimakan.
semoga kita dapatmengambil hikmah dari setiap kisah yang tertera dalam goresan tinta pena kecilku ini. aamiin..............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar